Minggu, 24 Januari 2010

Perempuan dalam Film



"Bagi Anda yang sudah menonton film pendek DARA dalam Takut (Faces of Fear) mungkin langsung bisa mengenali film MACABRE (atau yang belakangan berubah judul menjadi RUMAH DARA) ini. Ya, Macabre/Rumah Dara adalah versi panjang dari DARA, arahan The Mo Brothers. Film ini berkisah tentang perjalanan enam orang teman lama, yang tanpa sengaja membawa mereka ke sebuah pengalaman yang mencekam, sadis, dan membahayakan jiwa mereka.
Walaupun tidak memberikan formula baru untuk genre serupa, film ini sudah dinanti-nanti para penggemar film slasher Indonesia sejak lama. Genre yang cukup asing di dunia perfilman tanah air, dan jarang (bahkan hampir tidak pernah) digarap oleh sineas-sineas Indonesia lainnya. Selain menarik minat penonton tanah air, film ini juga sangat menarik minat dunia internasional. Overlook Entertainment bahkan sudah mengambil hak distribusi untuk wilayah Eropa dan Amerika. Sementara Five Star Entertainment nya Thailand mengambil hak distribusi wilayah Asia.

Sebelum beredar di tanah air, film ini pun telah ‘melanglang buana’ ke beberapa festival-festival berskala internasional, seperti Puchon International Fantastic Film Festival (PiFan 2009), di mana Shareefa Danish menyabet penghargaan sebagai Best Actress untuk film ini. Selain PiFan, Macabre/Rumah Dara juga sedang diputar di festival lainnya, seperti Fantastic Fest 2009 di L.A, USA dan Fantastic Film Festival Germany 2009.

The Mo Brothers, sutradara yang memang memiliki passion tersendiri terhadap dunia slasher ini sebelumnya juga sudah pernah membesut film “SENDIRI (ALONE)” sewaktu mereka masih berada di Australia." (Kaskus)


Rumah Dara merupakan film buatan sineas film Indonesia Timo Tjajanto dan Kimo Stamboel alias The Mo Brothers. Film yang bisa dibilang semi-sadistik ini memang baru untuk perfilman Indonesia. Saat kita mendengar film ini merupakan film horor, bayangan kita pastinya film setan khas Indonesia yang menyajikan banyak setan perempuan yang seksi atau mungkin kita dengar dengan istilah film mesum berkedok horor..

Beda dengan film horor tipikal Indonesia, film ini merupakan film yang bergenre horror-thriller. Sama sekali tidak ada berbagai macam hantu tradisional, melainkan banyak berlumuran darah. Dengan menampilkan pembunuhan-pembunuhan yang sadis dan tak wajar, penonton pun penasaran ingin menonton film yang cukup berbeda ini.

Perempuan sebagai Tokoh yang Kuat..
Apalagi yang berbeda, menurut saya adalah jalan ceritanya yang menempatkan perempuan sebagai tokoh kunci yang berperan sebagai pemeran-pemeran utamanya. Shafeera Danish (Dara) sebagai tokoh pembunuh memerankan perannya yang sangat baik sampai akhirnya dia meraih Best Actress Awards di Puchon International Fantastic Film Festival. Tak heran pula, lawan pemainnya adalah Julie Estelle (Nadia) yang merupakan salah satu aktris terbaik yang pernah dimiliki Indonesia. Dan jangan kita lupakan juga pemeran pembantu wanita, yaitu Sigi Wimala (Astrid) yang memang seorang pemilih dalam bermain film.

Mereka semua ditempatkan pada peran penting demi berjalannya film tersebut dengan sukses. Dan ternyata memang film tersebut sukses di kancah Internasional. Namun mengapa harus perempuan?? Padahal yang kita tahu ucapan klise bahwa, perempuan adalah makhluk lemah dan laki-laki tercipta sebagi makhluk yang kuat dan melindungi.

Tidak hanya film ini saja, banyak film buatan Indonesia maupun internasional yang menempatkan perempuan sebagai pemeran utamanya. Kita mengerti betul bahwa segala macam penindasan dan kata emansipasi identik dengan perempuan. Tapi apakah perempuan dalam film sangatlah dibesar-besarkan dalam faktor kekuatannya? Apakah perempuan memang kuat seperti yang digambarkan film-film tersebut?

0 komentar:

Posting Komentar