Kamis, 31 Desember 2009

budaya macet waktu tahun baru

Semarang (31/12) - Ibu kota Jawa Tengah ini juga tak luput dari euforia perayaan pergantian tahun baru. Ditemui penulis pada pukul 16.00 WIB, telah terjadi penumpukan kendaraan mulai dari depan Banteng Raider Srondol sampai dengan depan ADA Swalayan Banyumanik. Kemacetan juga terjadi pada arah yang berlawanan karena jalur yang dipakai dari arah bawah digunakan sebanyak lima lajur, padahal normalnya hanyalah tiga lajur, yang berakibat menutupi jalur dari arah atas. Belum lagi banyaknya kendaraan roda dua yang mencuri jalur lawan dengan seenaknya.

Pada saat itu, belum terlihat aparat keamanan atau polisi yang turun ke jalan untuk mengatasi penumpukan kendaraan tersebut.

2 komentar:

owl mengatakan...

kalo saya memandang ini sebagai norak atau bahasa kerennya itu euforia sesaat terhadap perayaan tahun baru, jadi tahun baru itu harus dirayakan dengan pergi keluar rumah.
Emang sih ini budaya yang sudah global, tapi katanya kita harus semakin peduli dengan lingkungan.
Dan kita tahu kan betapa banyaknya emisi yang dikeluarkan saat macet.
Jadi apakah kita harus tetap mempertahankan "budaya" ini?

Salam owl-aul

abib mengatakan...

tata kota semarang yang terkesan semrawut sering menjadi alasan kemacetan. Selainitu ruas jalan yang tidak bertamabah dan jumlah pengguna kendaraan yang meningkat juga menjadi penyebab.Beberapa cara dilakukan pemerintah, salah satunya dengan BRT. Tetapi lagi-lagi ada kendala yang membuat wargatidakmau beralih menggunakan kendaraan umum. Karena tarif yang setalah dihitung-hitung tidak lebih murah dibanding menggunakan kendaraan pribadi atau karena lataknya yang kurang terjangkau dan strategsi. apapun program pemnerintah, semoga benar-benar dapat mengatasi masalah-maslah perkotaan yang tiap tahun cenderung sama.

Posting Komentar